Skip to main content

Featured

MAKNA KEBAHAGIAAN DALAM SEBUAH KEIKHLASAN

Sadar akan kapasitasmu.. Bagaimana aku menyampaikan, tak kupaksakan.. Kuambil tanganmu, rasakan hatimu.. Panggil dan berbisiklah.. Kamu akan mengerti, selama ini dirimu sendiri yang menuntunmu.. Bukan aku.. Hanya perantara, lewat mata kamu berbicara kepadaku.. Lihat dirimu, jika ini aku bukan hatimu.. Kamu tidak akan merasa sebahagia ini.. Singkirkan diriku, jalanlah.. Ini saatnya kau melihat ke depan, tuju kata hatimu.. Jangan cari diriku, munculkan hatimu untuk terus melangkah.. Bawa keindahanmu, bawa kekuatanmu, canda tawamu.. Suatu saat kamu akan menemukan hal yang kau tuju.. Lihat kebelakang saat kau diselimuti kegelisahan.. Bukan untuk berlindung dan lari, hanya untuk mengingat betapa kamu kuat saat di sana.. Bukan tentang aku tetapi sisi lainmu.. Menangislah karena kamu kuat, tersenyumlah saat kau telah melewatinya.. Kamu istimewa, do'aku selalu untukmu.. Tak menjagamu tetapi selalu mengiringimu.. Nikmati kebahagianm

APAKAH HANYA SEKEDAR MENGERTI TANPA MEMAHAMI? PART 2


Semakin dirimu terlena, terbuai dan terajak yang ternyata itu bukan sisi lainmu. Bertemu dengan yang tak semestinya, bertegur sapa dan berjalan bersama. 'Apakah dia bagian dari dirimu? Atau hanya ego yang terproyeksi menjadi pendampingmu?'

Mungkin terhias kebahagiaan di sudut-sudut wajahmu tapi kenapa selalu sama yang kamu eluhkan?
Selalu keluar rangkaian kata yang sama, selalu sama pula cahaya yang kamu hantarkan. Mungkin bagimu itu sebuah kebahagiaan, ataukan hanya semu?

Selalu mencoba menggambarkan keindahan apa yang telah kamu jalani dari hari ke hari. Menyampaikannya ke sebagian hidupmu dan berharap mereka ikut merasakannya. Membalutnya dengan penuh kehati-hatian, menyampaikannya dengan lembut.

Tapi pada kenyataannya, 'Apakah tersampaikan? Sesuaikah dengan apa yang kamu rasakan selama ini?' Bagian kehidupanmu tak bisa menerima seutuhnya.

Sekali lagi meyakinkan dirimu sendiri, antara hati dan pikiran. Menselaraskannya dan memperjelas apa yang telah terjadi. Merubah penyampaiannya tanpa diikuti kenyataan.

'Apakah takut? Apakah takut dengan dirimu sendiri?'

'Apa yang kamu tahan? Apa yang kamu sembunyikan?'

Waktu selalu mencoba memperlihatkan, menunjukannya kepadamu. Sebuah alur cerita yang salah dan sudah terangkai panjang. Dengan karakter yang engkau mainkan sendiri.

Semakin larut, semakin kamu tak mengenali dirimu sendiri. Suara yang dulu kamu anggap bias, kini kamu rindukan. 'Apakah kamu mulai bisa sedikit memahaminya?' Bukan hanya sekedar mengerti tanpa kamu bisa memaknainya.

@Al_Dwifky

Comments

Popular Posts